SURYA.co.id – BAru-baru ini media sosial sempat dibuat heboh dengan adanya pohon plastik yang ada di Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat Iswandi menjelaskan, bahwa pohon imitasi tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama.
Pohon imitasi itu adalah pohon bekas pakai yang digunakan untuk berbagai acara DKI.
“Ini dari anggaran tahun lalu (2017), stok kami. Setelah event kami copot,” ungkap Iswandi, ketika dihubungi, Kompas.com (grup SURYA) Kamis (31/5/2018).
Salah satu acaranya adalah saat HUT DKI, Hari Kemerdekaan 17 Agustus, hingga perayaan malam tahun baru oleh Pemprov DKI 31 Desember 2017 lalu.
Pohon-pohon tersebut terpasang di Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat.
Iswandi menyangkal kabar yang beredar yang mengatakan bahwa anggaran untuk pengadaan pohon imitasi itu mencapai miliaran rupiah.
Meskipun, ia sendiri juga tak bisa menyebutkan nilai anggaran pengadaan pohon tersebut.
“Saya lagi dipanggil pimpinan, saya tidak bawa datanya,” ujar Iswandi.
Pohon plastik yang terdapat di trotoar tengah ramai diperbincangkan netizen.
Banyak yang warganet yang berpendapat kalau Pohon imitasi itu menghalangi jalan.
Keberadaan pohon-pohon plastik tersebut tak sedap dipandang alias mengganggu estetika.
Selain itu, pohon-pohon plastik tersebut juga dianggap mengganggu para pejalan kaki yang melintas.
“Sudah trotoarnya tidak terlalu lebar, sampai pejalan kaki harus memiringkan bahu agar tidak terkena pohon imitasi…,” tulis akun instagram Koalisi Pejalan Kaki.
Sebenarnya tak cuma ini saja yang menjadi masalah bagi para pejalan kaki.
Mulai dari kondisi trotoar yang tak layak hingga trotoar yang dikuasai oleh pemotor, dijadikan tempat parkir, hingga dijadikan lapak berjualan kaki lima.
Maka, tak heran jika pada 2017, media Amerika Serikat New York Timesmenulis sebuah artikel dengan judul “Jakarta, the City Where Nobody Wants to Walk.”
Artikel tersebut sudah dipublikasikan oleh tribunnews.com dengan judul “Media Amerika The New York Times Soroti Trotoar Jakarta yang Semrawut dan Jadi Jalur Pemotor”
Pasalnya, media yang sangat populer ini menuliskan artikel mengenai ibu kota Indonesia, Jakarta, khususnya tentang trotoar yang ada di Kota Jakarta.
Artikel yang berjudul ‘Jakarta, the City Where Nobody Wants to Walk’ ini dimuat di portal online-nya pada Minggu (20/8/2017) yang lalu.
Pada artikel ini The New York Times menjelaskan kalau trotoar di Kota Jakarta membuat orang-orang menjadi malas untuk berjalan kaki.
Melansir The New York Times pada Jumat (25/8/2017) yang mewawancarai Dita Wahyunita, ia mengatakan bahwa dirinya tidak suka jalan-jalan di jalanan Jakarta.
Hal ini dikarenakan trotoar yang tersedia di Kota Jakarta. Dikatakan, trotoar di Jakarta retak dan tidak rata.