Bocoran pertanyaan yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) jelang debat capres-cawapres pertama 17 Januari mendatang disebut menguntungkan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pernyataan itu disampaikan politikus PDIP, Charles Honoris. Charles beralasan, pertanyaan itu bisa membuat Prabowo-Sandi tidak “offside” karena sering tidak memakai data dalam menyampaikan pernyataan kepada publik
“Justru menguntungkan Prabowo/Sandi yang sering ‘offside’ karena tidak memakai data dalam menyampaikan pernyataan kepada publik. Kalaupun menggunakan data, data yang disampaikan pun kerap salah,” kata Charles dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Charles mencontohkan pernyataan Prabowo tentang selang cuci darah di RSCM dipakai untuk 40 orang yang kemudian dibantah oleh pihak RSCM. Selain itu, juga pernyataan Sandiaga yang tidak berutang saat membangun Tol Cipali.
Menurut Charles, publik berhak atas informasi yang benar, bukan informasi tanpa data, apalagi hoaks. Kalau informasi yang diberikan asal-asalan, publiklah yang paling dirugikan.
“Jadi, daftar pertanyaan dari KPU ini supaya Prabowo tidak lagi menyebut Haiti ada di Afrika,” seloroh Charles.
Anggota Komisi I DPR ini mengatakan bahwa debat capres dan cawapres bukan cerdas cermat untuk menjawab pertanyaan hafalan. Menurut dia, yang harus dimengerti juga adalah keputusan KPU terkait dengan pemberitahuan daftar pertanyaan debat tidak bisa dibuat tanpa kesepakatan dari kedua tim sukses.
“Bahkan, saya mendengar kubu Prabowo-lah yang pertama kali meminta kisi-kisi diberikan. Jadi, kalau mau protes, silakan protes kepada timses yang menyetujui, bukan berkoar-koar di media sosial,” ujarnya.