• Latest
  • Trending
Kelap-kelip masa lalu pohon Natal

Kelap-kelip masa lalu pohon Natal

December 25, 2018
GP Ansor Undang Menlu AS Mike Pompeo Diskusi Soal Keberagaman

GP Ansor Undang Menlu AS Mike Pompeo Diskusi Soal Keberagaman

October 24, 2020
Blokir Berita Putra Biden, Bos Facebook dan Twitter Segera Bersaksi

Blokir Berita Putra Biden, Bos Facebook dan Twitter Segera Bersaksi

October 24, 2020
Pengusaha Keluhkan Kapasitas Maksimum Studio Belum Mencapai Kecukupan Ekonomi Bisnis

Pengusaha Keluhkan Kapasitas Maksimum Studio Belum Mencapai Kecukupan Ekonomi Bisnis

October 24, 2020
Pemerintah Inventarisasi Ratusan Ton Ikan Mati di Danau Toba

Pemerintah Inventarisasi Ratusan Ton Ikan Mati di Danau Toba

October 23, 2020
Santri Berperan Besar dalam Pembangunan Kesehatan di Indonesia

Santri Berperan Besar dalam Pembangunan Kesehatan di Indonesia

October 22, 2020
Siapa Bikin Gambar Kucing Raksasa di Gurun Peru?

Siapa Bikin Gambar Kucing Raksasa di Gurun Peru?

October 19, 2020
Valentino Rossi Positif Covid-19

Valentino Rossi Positif Covid-19

October 16, 2020
Omnibus Law Lebih Serius Ditangani Ketimbang Covid-19?

Omnibus Law Lebih Serius Ditangani Ketimbang Covid-19?

October 16, 2020
Palu Arit dan Kuas, Korut Parade Militer Besar-Besaran

Palu Arit dan Kuas, Korut Parade Militer Besar-Besaran

October 11, 2020
Penghargaan Nobel 2020, Siapa Saja Pemenangnya?

Penghargaan Nobel 2020, Siapa Saja Pemenangnya?

October 10, 2020
Debat Presiden Sesi Dua Dibatalkan, Trump Tolak Format Virtual

Debat Presiden Sesi Dua Dibatalkan, Trump Tolak Format Virtual

October 10, 2020
Valentino Rossi Positif Covid-19

Valentino Rossi Positif Covid-19

October 10, 2020
Rakyat Berita
No Result
View All Result
  • Provincial
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • China
      • North Korea
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Democracy
      • Free Speech
    • Terrorism
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports
Sunday, April 18, 2021
  • Provincial
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • China
      • North Korea
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Democracy
      • Free Speech
    • Terrorism
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports
No Result
View All Result
Rakyat Berita
No Result
View All Result

Kelap-kelip masa lalu pohon Natal

December 25, 2018
in Culture, Entertainment, Featured, Indonesia, National News, Religion
0
Home Culture
Post Views: 143

 

Natal telah tiba. Umat Nasrani memperingati hari kelahiran Yesus Kristus.

Perayaan Natal identik dengan pohon cemara yang dihias aneka pernak-pernik—dikenal sebagai pohon Natal. Tak asing kita lihat di rumah, kantor, dan pusat perbelanjaan pohon Natal berdiri untuk menyambut hari Natal.

Lantaran tak akan gugur bila musim dingin tiba, pohon cemara dianggap simbol keabadian. Itulah sebabnya, pohon yang memiliki ciri berdaun ramping dan runcing, berukuran tinggi dan berbentuk kerucut itu, dipilih sebagai pohon Natal.

RelatedPosts

Jelang Bebas, BTP Tulis Surat untuk Ahokers

Jokowi: Semoga Perayaan Natal Membawa Damai di Hati Kita Semua

Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Komoditas Dapur di Lamongan Naik

Hari Natal di Rusia Dirayakan 2 Kali, Kapan Saja, ya, Perayaannya?

Jelang Natal, 25 Preman Terjaring Razia di Palembang

Lalu, bagaimana jejak historis pohon Natal?

Mulanya di Jerman

Sebuah artikel pendek di Haagsche Courant—sebuah koran berbasis di The Hague, Belanda—edisi 24 Desember 1938 membahas tentang sejarah pohon Natal.

Di dalam artikel tersebut dijelaskan, seorang peneliti asal Swiss Arnold Meyer menemukan informasi tertua soal penggunaan pohon Natal, berasal dari tahun 1605. Saat itu, pohon Natal mulai digunakan di Strasbourg, Jerman.

“Mereka mencoba merayakan pesta Natal dengan cara menghias pohon cemara memakai mawar, apel, dan manisan warna-warni,” tulis artikel itu.

Lalu, tradisi menghadirkan pohon Natal menyebar ke seluruh Jerman. Di Berlin, pohon Natal baru dijadikan identitas perayaan Natal pada 1810.

Awal orang-orang Prancis mengenal pohon Natal saat terjadi perang Prancis-Prusia (Jerman) pada 1870. Ketika itu, tentara Jerman merayakan Natal di Prancis.

Vebertina Manihuruk dalam artikelnya “Awalnya Pohon Natal Pernah Ditentang” di Pikiran Rakyat edisi 24 Desember 2006 menulis, orang Jerman di Pennsylvania, Amerika Serikat, memajang pohon Natal pertama kali pada 1830-an.

Akan tetapi, terjadi penentangan. Sejumlah warga di Amerika Serikat kala itu menganggap, pemasangan pohon Natal sebagai bentuk penyembahan berhala.

“Reaksi penolakan itu bahkan sempat diwarnai keputusan pemerintah untuk mendenda siapa pun yang memasang pohon cemara sebagai pohon Natal,” tulis Vebertina.

Seiring waktu, pandangan masyarakat Amerika Serikat berubah. Mereka mengikuti jejak Inggris yang menggunakan pohon cemara untuk dimanfaatkan jadi pohon Natal. Kemudian, tulis Vebertina, industri hiasan pohon Natal makin berkembang dan menular ke berbagai negara.

“Indonesia dan Filipina menjadi negara yang sangat terpengaruh tradisi Eropa itu sampai akhirnya para umat Kristen membeli pohon buatan, tapi yang penting berbentuk cemara,” tulis Vebertina.

Datang ke Hindia

Lantas, kapan pohon Natal mulai digunakan di Indonesia?

Pemerhati sejarah dan warisan budaya kolonial Lilie Suratminto menduga, dikenalnya pohon Natal beriringan dengan berdirinya gereja Protestan pertama di Nusantara.

“Saya menduga, perayaan Natal dengan pohon cemara di Indonesia dimulai sejak berdirinya Gereja Salib (Kruiskerk) atau De Grote Hollandse Kerk pada 1630,” kata penulis buku Makna Sosio-Historis Batu Nisan VOC di Batavia (2008), ketika dihubungi, Selasa (18/12).

Gereja Salib dibangun pada 1632. Lalu, pada 1733, gereja ini direnovasi. Setelah selesai, gereja diganti nama menjadi De Grote Hollandse Kerk (Gereja Besar Belanda) atau De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda). Gereja ini hancur karena gempa bumi besar pada 1808.

Kemudian, bekas gereja dibangun kembali. Saat ini, gereja tersebut menjadi Museum Wayang. Kata Lilie, saat itu gereja Katolik tak mesti menggunakan pohon cemara, tapi pohon apa saja.

Menurutnya, ketika itu, di gereja Katolik saat Natal di dekat mimbar ada gua, patung Bunda Maria, bayi Yesus, serta para gembala. Sedangkan di gereja Protestan hanya ada pohon cemara.

Sementara itu, dalam tulisannya “Kerstboom en kerstviering op kolonial Jawa” (1852-1941), yang dipublikasikan Volkskundig Bulletin 25.2/3, antropolog dari Departemen Etnologi Institut Meertens, Belanda, John Helsloot menulis, berdasarkan penelitian H. Reenders, pohon Natal baru diperkenalkan di Jawa pada 1852, tak lama setelah pulau ini bisa diakses para misionaris.

Helsloot menulis, pada 1857 terdapat pohon Natal di rumah misionaris M. Teffers di Desa Allang, Ambon. Dan di tempat yang cukup terpencil di Jepara, timur laut Semarang, pohon Natal terdapat di sana pada 1859, diperkenalkan Mennonite dan Réveil, yang dipengaruhi misionaris P. Jansz.

Menurut Lilie, dahulu orang tidak kenal pohon cemara tiruan. “Pohon Natal tiruan dimanfaatkan orang-orang untuk meraih keuntungan yang besar. Termasuk menjual aksesoris Natal dan segala sesuatu dihubungkan dengan Natal,” ujar Lilie, yang berprofesi sebagai dosen bahasa, budaya Belanda, dan linguistik di Universitas Indonesia itu.

Namun, bila memperhatian koran-koran berbahasa Belanda yang terbit pada akhir 1800-an, sudah banyak iklan yang menawarkan pohon Natal, beserta hiasannya.

Misalnya, Toko F. Becker di Kwitang, Batavia, yang beriklan di Bataviaasch nieuwsblad edisi 19 Desember 1895. Toko ini menjual cokelat, buah, kembang gula yang diisi minuman keras, dan dekorasi untuk pohon Natal.

Toko Sluisbrug mengiklankan pohon Natal tiruan, lilin, dan tatakan lilin dalam Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie edisi 14 Desember 1907.

Pohon Natal dijual mulai f0,60 hingga f45, lilin per kotak 24 sen, dan tatakan lilin per lusin 40 sen. Artinya, akhir dan awal abad ke-20, pohon Natal tiruan sudah mulai masuk Hindia Belanda.

Dalam buku Api Sejarah Indonesia jilid I, sejarawan Ahmad Mansur Suryanegara menulis, di wilayah bumiputra yang mayoritas beragama Islam, tak ada pohon cemara. Ahmad mengatakan, pohon cemara identik dengan ajaran gereja sebagai pohon Natal.

“Sebaliknya, dalam ajaran Islam, pohon cemara sebagai lambang pohon kemurkaan Allah,” tulis Ahmad Mansur di bukunya itu.

Mansur menulis, di wilayah bumiputra yang mayoritas beragama Islam terdapat banyak pohon buah-buahan, seperti pepaya, pisang, kelapa, melinjo, jeruk, dan rambutan. Namun, tak terdapat pohon cemara.

Semarak Natal di Hindia

Pada awal abad ke-20, pohon Natal sudah banyak ditulis di surat kabar-surat kabar yang terbit di Hindia Belanda. Misalnya, sebuah artikel dalam Bataviaasch nieuwsblad edisi 27 Desember 1928 menggambarkan Natal dengan menggunakan pohon cemara.

Tentu saja, yang merayakan Natal di masa ini adalah orang-orang Eropa dan Indo yang tinggal di Hindia Belanda.

“Di pabrik, kebun binatang, Willemskerk (sekarang Gereja Immanuel), di Persatuan Sosial Katolik di Meester Cornelis (sekarang Jatinegara), dan banyak tempat lain, anak-anak dan orang tua berkumpul di sekitar pohon Natal,” tulis artikel itu.

Dalam Indische Letteren, volume 21 tahun 2006, Helsloot menulis, pada hari pertama atau kedua Natal, sering ada pertunjukan musik di kota-kota besar di Jawa pada 1870-an hingga 1920-an. Selain itu, ada pohon Natal dan hadiah untuk anak-anak.

Pertunjukan itu adalah Festival St. Nicholas. Festival ini merupakan perayaan Natal dengan menghadirkan sosok Sinterklas.

Di dalam tulisannya yang lain, “St Nicholas as a Public Festival in Java, 1870-1920”, yang dipublikasikan di Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 1 Januari 1998, Helsloot menulis, festival ini bisa ditemukan di Batavia, Surabaya, dan Bandung. Di kota-kota ini tinggal orang-orang Eropa dengan populasi yang besar.

Menariknya, Festival St Nicholas mesti disesuaikan dengan iklim dan kondisi masyarakat di Hindia Belanda. Bila di Eropa perayaan ini dilakukan di dalam rumah, dengan pohon Natal sekaligus kado-kado, di Hindia Belanda justru digelar di ruang terbuka. Perayaan ini bisa disaksikan gratis oleh orang-orang bumiputra.

Natal merentang sepanjang zaman. Begitu pula dengan pohon Natal, yang menemani perayaan Natal dengan pernak-pernik dan kelap-kelip lampu hiasannya.

Source :
Alinea
Tags: NatalNusantaraPerayaan NatalPohon Natal

Related Posts

GP Ansor Undang Menlu AS Mike Pompeo Diskusi Soal Keberagaman
Diplomacy

GP Ansor Undang Menlu AS Mike Pompeo Diskusi Soal Keberagaman

October 24, 2020
Blokir Berita Putra Biden, Bos Facebook dan Twitter Segera Bersaksi
Featured

Blokir Berita Putra Biden, Bos Facebook dan Twitter Segera Bersaksi

October 24, 2020
Pengusaha Keluhkan Kapasitas Maksimum Studio Belum Mencapai Kecukupan Ekonomi Bisnis
Art

Pengusaha Keluhkan Kapasitas Maksimum Studio Belum Mencapai Kecukupan Ekonomi Bisnis

October 24, 2020
Pemerintah Inventarisasi Ratusan Ton Ikan Mati di Danau Toba
Featured

Pemerintah Inventarisasi Ratusan Ton Ikan Mati di Danau Toba

October 23, 2020
Santri Berperan Besar dalam Pembangunan Kesehatan di Indonesia
Featured

Santri Berperan Besar dalam Pembangunan Kesehatan di Indonesia

October 22, 2020
Next Post
Amien Rais Didesak Mundur, PAN: Yang Undang Kok Pro Jokowi Semua

Amien Rais Didesak Mundur, PAN: Yang Undang Kok Pro Jokowi Semua

Translate

Popular Post

GP Ansor Undang Menlu AS Mike Pompeo Diskusi Soal Keberagaman
Diplomacy

GP Ansor Undang Menlu AS Mike Pompeo Diskusi Soal Keberagaman

October 24, 2020
0

  Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo siap melawat ke Indonesia, sebagai bagian dari lawatan ke empat negara Asia, mulai...

Read more
Ingat! Dana Desa Tak Boleh Digunakan Untuk…

Ingat! Dana Desa Tak Boleh Digunakan Untuk…

May 8, 2017
DPR Cermati Program Reforma Agraria Jokowi

DPR Cermati Program Reforma Agraria Jokowi

May 8, 2017
Legislator: Pemerintahan Ganjar Belum Serius Reformasi Agraria

Legislator: Pemerintahan Ganjar Belum Serius Reformasi Agraria

May 8, 2017
Sekti Jember Desak Pemkab-BPN Jalankan Reforma Agraria

Sekti Jember Desak Pemkab-BPN Jalankan Reforma Agraria

May 8, 2017
  • About Us
  • Terms and Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Creative Commons
  • Contact Us

Topics

Follow Us

About Us

Rakyatberita.com is part of the Rakyat Berita Media Group LLC, which delivers daily news around the globe.

© 2011. Rakyat Berita

No Result
View All Result
  • Provincial
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • China
      • North Korea
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Democracy
      • Free Speech
    • Terrorism
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports

© 2011. Rakyat Berita