Lembaga Median pada akhir November lalu merilis hasil survei terhadap dua pasangan calon presiden, Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Didapatkan hasil, pasangan Prabowo-Sandi unggul atas pesaingnya di media sosial pada pengguna facebook, twitter, dan instagram.
“Pasangan nomor urut 02 itu unggul di twitter, 59,2 melawan 29,5%, serta instagram 48,9 melawan 39,1%. Di platform facebook, kedua pasangan relatif berimbang, yakni 42,9% melawan 42,4%,” ujar Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, di Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Survei dilakukan pada periode 4-16 November 2018 terhadap 1.200 responden, populasinya seluruh warga yang memiliki hak pilih. Survei dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling atau pengambilan sampel secara acak dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. Margin of error +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95%.
Survei juga menampilkan hasil dari undecided voter bagi pengguna media sosial. Di platform facebook jumlahnya mencapai 14,7%, twitter 11,3%, sedangkan instagram 12,0%.
Angka undecided voter ini punya kesesuaian dengan hasil survei sebelumnya dari Median. Namun, survei yang dilakukan pada 4-16 November 2018 terhadap 1.200 responden itu menghasilkan keunggulan bagi Jokowi-Ma’ruf. Berdasar klaim, survei menggunakan populasi seluruh warga yang memiliki hak pilih, metode pengambilan sampel secara acak dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. Margin of error +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Responden diberi pertanyaan, “Jika pemilihan presiden dilakukan saat ini, pasangan manakah yang akan Anda pilih menjadi presiden dan wakil presiden?” Pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul atas Prabowo-Sandi dengan selisih 12%. Angka yang sama dengan hasil undecided voter dari survei medsos oleh Median. Nah, dalam survei terbaru ini, undecided voters mencapai 16,8%.
Tak pelak hasil tersebut mencuatkan potensi kekuatan dari pasangan oposisi. Karena hasil-hasil survei terdahulu selalu menempatkan petahana di posisi teratas. Begitu juga hasil survei yang dirilis oleh media konvensional. Sepanjang bulan Oktober dan November 2018, para pemilih Indonesia diklaim lebih mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf.
Faktanya, berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informasi, dari 63 juta pengguna internet, 95% menggunakannya untuk mengakses media sosial (medsos). Situs jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah facebook dan twitter. Indonesia menempati peringkat ke-4 pengguna facebook terbesar setelah Amerika Serikat, Brasil, dan India. Pada platform twitter, Indonesia menempati peringkat 5 terbesar, setelah AS, Brasil, Jepang, dan Inggris.
Menurut data Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, untuk wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif setiap hari, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan, dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per harinya.
Tumbuhkan Optimisme
Tak pelak, keunggulan via medsos tersebut memunculkan optimisme tinggi di kubu oposisi. Inilah mengapa Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, berani mengklaim bahwa sejak awal kubu Jokowi-Ma’ruf hanya membuat narasi yang seolah-olah surveinya unggul.
“Santai saja, dari awal ‘kan cuma narasi. Dia 58%, Pak Prabowo 25%. Kalau mereka unggul telak begitu, ngapain mereka panik banget. Beda kenyataan survei yang mereka rilis dengan sikap mereka sehari-hari. Bagaimana menyerang personal Pak Prabowo terus, bukan dalam konteks program kerja. Kan itu yang terjadi sekarang,” kata Andre seperti dikutip Merdeka.com, Jumat (28/12/2018).
Pernyataan Andre ini merespon klaim dari Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN), Hasto Kristiyanto, yang mengatakan bahwa pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul secara nasional atas Prabowo-Sandi. Hasil itu berdasarkan survei internal. “Di survei yang terakhir yang kami bahas tadi, kami sudah leading. Dari survei antara 54,5-59%,” kata Hasto di posko pemenangan TKN, Jakarta Pusat, Sabtu (22/12/2018).
Kembali ke Andre, politikus Partai Gerindra itu menambahkan, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf bukan lagi stagnan, melainkan terus menurun. Perbedaan elektabilitas di survei internal BPN, Prabowo-Sandiaga hanya terpaut 6% dari Jokowi-Ma’ruf. Andre sangat meyakini kebenaran survei internal maupun metodenya. Dia menyebut, surveinya sama persis seperti dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Peta Survei
Sebagaimana diketahui, dari beberapa survei selama Oktober-November 2018, hanya satu survei yang memenangkan pasangan nomor urut 02. Survei itu datang dari Indonesia Development Mentoring (IDM) yang dilaksanakan pada 8-21 Oktober 2018. Survei ini melibatkan 2.178 responden yang tersebar di 33 provinsi, dengan margin of error +/- 2,1% dan tingkat kepercayaan 95%.
Dalam survei ini, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin “hanya” 35,58%, sedangkan Prabowo-Sandi mencapai 56,39%. Terdapat pula responden yang belum menentukan pilihannya (undecided voters) sebesar 8,13%.
Berdasarkan survei tersebut, pasangan nomor urut 02 diunggulkan dengan pemilih milenial sebesar 60,1%, dibandingkan Jokowi-Ma’ruf hanya 31,7%. Angka itu diyakini karena faktor Sandiaga yang lebih mewakili pemilih milenial yang kreatif, percaya diri, dan terhubung satu sama lain. Hasil yang hampir mirip dengan yang diungkapkan oleh survei berdasarkan platform medsos yang dirilis Median.
Di sisi lain, pada kurun waktu itu terdapat beberapa riset yang memenangkan Jokowi-Ma’ruf. Pertama, Alvara Research Center yang menggelar survei pada 8-22 Oktober 2018 dengan 1.781 responden, yang dilakukan di 33 provinsi di Indonesia. Riset menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2,37%. Dalam survei itu, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 54,1%, sedangkan Prabowo-Sandi 33,9%. Sekitar 12% responden belum menentukan pilihan atau undecided voters.
Kedua, survei dari LSI Denny JA yang dilaksanakan pada 10-19 Oktober 2018 terhadap 1.200 responden di 34 provinsi. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan metode pengambilan sampel secara acak, margin of error +/-2,8% dengan tingkat kepercayaan 97,2%. Berdasarkan hasil survei tersebut, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 57,7%, sedangkan Prabowo-Sandi 28,6%. Tersisa 13,7% responden yang belum menentukan pilihan.
Hasil survey The Initiative Institute juga memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf. Walaupun dilakukan secara terbatas, yakni hanya di Provinsi Jawa Timur, survei yang digelar pada 10-18 Oktober kepada 5.500 responden tersebut diklaim punya hasil akurat. Hasil dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur itu menyebut, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul dengan angka 57,7%, sedangkan Prabowo-Sandiaga 19,7%. Yang mengejutkan adalah jumlah swing voters lebih tinggi dari angka pendukung Prabowo-Sandi, yakni 21,1%.
Pasangan Prabowo-Sandi diklaim hanya unggul di sejumlah daerah di Madura, yakni Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan, dengan angka 43%. Pasangan Jokowi-Ma’ruf 20,5 %, sedangkan swing voters mencapai 36,5%. Di wilayah lainnya Jokowi-Ma’ruf tercatat unggul di atas angka 50%. Di wilayah Gresik, Surabaya, dan Malang, keunggulan itu bahkan diklaim di atas 70%.
Survei selanjutnya dari Y-Publica menunjukkan pasangan Jokowi-Ma’ruf menguasai Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Direktur Y-Publica, Rudi Hartono, memaparkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di Jawa mencapai 54,4%, sedangkan Prabowo-Sandiaga meraih 28,8%. Kemudian di Sulawesi, Jokowi-Ma’ruf memperoleh 56,3%, sedangkan Prabowo-Sandi 25,5%.
Dia menambahkan, pasangan Jokowi-Ma’ruf kalah tipis dari Prabowo-Sandi di Sumatera. Di pulau yang berpenduduk sekitar 50 juta jiwa itu, Prabowo-Sandi mendapat 42,6%, sedangkan Jokowi-Ma’ruf 40,8%.
Survei Y-Publica dilakukan pada 10-20 Oktober 2018. Jumlah sampel sebanyak 1.200 responden dengan teknik survei multistage random sampling mewakili 34 provinsi di Indonesia. Margin of error +/- 2,98% dengan tingkat kepercayaan 95%.