Komunitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Garut mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.
Deklarasi dilakukan di hadapan Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto, yang sedang melakukan Safari Kebangsaan II PDI Perjuangan menyusuri jalur selatan Pulau Jawa, Sabtu (24/11). Selain Hasto, deklarasi juga dihadiri Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, dan Ketua DPD PDIP Jawa Barat Tubagus Hasanuddin.
Deklarasi dukungan dibacakan oleh Ketua Pengusaha UMKM Garut, Dayung Ridwan. Ada sejumlah poin deklarasi dukungan yang disampaikan, utamanya mengenai alasan memberi dukungan.
“Kami atas nama masyarakat UMKM Garut, menyatakan sepenuhnya mendukung dan akan memenangkan pasangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin,” kata Ridwan.
Menurutnya, 80 persen dari ratusan masyarakat pelaku UMKM yang hadir dalam deklarasi itu hidup dari menjahit bendera dan umbul-umbul. Mereka memasarkannya ke berbagai wilayah di Indonesia, hingga ke Timor Leste.
Ridwan mengaku pernah diundang langsung oleh Presiden Jokowi ke istana bersama dengan pelaku UMKM dari daerah lainnya. Saat itu, Presiden memberi bantuan peralatan mesin untuk paguyuban mereka.
“Kami sudah merasakan langsung apa yang dilakukan Pak Jokowi kepada UMKM. Sehingga kami merasa ada pertanggungjawaban untuk memenangkan kembali Pak Jokowi,” kata Ridwan.
Hasto Kristiyanto menyampaikan rasa terima kasih atas deklarasi dukungan yang dilakukan. Baginya, dukungan masyarakat kepada Jokowi-KH Ma’ruf Amin itu wajar. “Sebab Pak Jokowi tak pernah lelah menyapa dan berkunjung ke rakyatnya,” kata Hasto.
Hasto menyatakan, apapun profesi dari anggota masyarakat, adalah bermartabat dan harus dihormati. Asalkan dilaksanakan dengan ikhlas dan dijalankan penuh dedikasi, maka itu adalah profesi bermartabat.
Hasto lalu menyinggung pernyataan Capres Prabowo Subianto yang beberapa waktu lalu menyebut nasib orang muda Indonesia tragis karena lulus sekolah hanya menjadi driver ojek online.
“Kemarin Prabowo bilang profesi ojek seakan tak bermartabat. Padahal, kita semua sama. Apapun profesinya. Sebab semua warga negara sama posisinya di hadapan negara dan hukum,” kata Hasto.
Presiden Jokowi sendiri, lanjutnya, bukan pemimpin yang lahir dari kemewahan. Jokowi lahir dari pinggir Sungai Bengawan Solo, bekerja keras dari bawah hingga menjadi pengusaha. Setelahnya maju sebagai calon walikota, menjadi gubernur, dan kini menjadi presiden. “Beliau benar-benar dari bawah dan benar-benar memimpin dengan semangat kerakyatan yang ada,” kata Hasto.
“Beliau takkan menyakiti rakyatnya sendiri. Maka itu Pak Jokowi juga berpesan kepada kita. Turunlah, ketemu dengan rakyat, salam dan sapalah rakyat tanpa jarak,” tambahnya.