Kubu dari pasangan nomor urut 02 pada Pemilihan Presiden 2019, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno enggan untuk menghadiri undangan dari Ikatan Dai Aceh yang meminta semua calon untuk tes baca Alquran.
Sebabnya, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menilai, hal yang lebih penting memahami isi dari Alquran ketimbang harus ujian membaca.
“Sangat dan lebih penting adalah pemahaman terhadap isinya dan bagaimana mengamalkanya secara demokratis dan konstitusional di NKRI berdasar Pancasila dan UUD 45,” kata Juru Debat BPN, Sodik Mudjahid.
Sodik melanjutkan, prinsip pemahaman akan isi lebih penting ketimbang hanya mampu membacanya dalam bahasa Arab. Dia lantas membandingkan hal ini dengan seleksi ketua PSSI yang tidak diwajibkan jago main bola, namun lebih kepada manajemen kepemimpinannya.
“Seperti test calon ketua umum PSSI. Apakah dilakukan test cara menendang bola, cara setop bola dan cara dribble bola? tidak kan? tapi visi misi dan programnya dalam memajukan sepak bola,” jelas dia.
Sodik menegaskan, pemahaman Alquran dan kitab-kitab suci lain adalah hal penting dan menjadi syarat seorang pemimpin. Kemampuan mereka dalam membaca patutnya tidak untuk diuji menguji, tetapi lebih pada nilai plus masing-masing pemimpin.
“Test, amati cermati pemahamannya terhadap Alquran, tidak melalui test khusus karena bisa tampak dalam debat, tapi dalam pidato dan ungkapan pendapat dan pikirannya selama ini,” ucap Sodiq.