Umat Hindu melaksanakan Nyepi setiap tahun baru saka, yang berjarak 78 tahun dari tahun Masehi. Selama seharian penuh umat Hindu berdiam diri di rumah. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banten, Ida Bagus Alit Wiratmaja, memaparkan empat pantangan dan maknanya yang dilakukan saat Nyepi.
“Jadi ada empat larangan yang harus kita laksanakan. Yang pertama amati karya, kita tidak bekerja, jadi kita nol-kan dulu pada diri kita masing-masing,” ujar Wiratmaja, di Pura Merta Sari, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Rabu (6/3/2019). Selain larangan bekerja, umat Hindu juga pantang meledakkan emosi yang disimbolkan sebagai api.
“Amati geni, jadi mematikan api, api tuh mematikan emosi, kemarahan dan sebagainya,” ujarnya. Saat Nyepi, umat Hindu diwajibkan berdiam diri, semedi dan tidak keluyuran, terlebih berhura-hura, yang disebut dengan Amati Lelungan dan Amati Lelangunan. Wiratmaja menyimpulkan bahwa serangkaian larangan yang harus dijalankan umat Hindu itu dalam rangka introspeksi diri. Ketika setiap individu memulai tahun baru setelah mengevaluasi diri.
“Me-nol-kan diri artinya introspeksi diri, sehingga kita nolkan dulu, kita melakukan recharge lah kalau hp kan harus di-charge biar bisa hidup,” ujarnya. “Kita memulai kehidupan yang baru, setelah kita evaluasi setahun sebelumnya,” tambahnya.