Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, modernisasi industri kerajinan dari hulu hingga hilir perlu dilakukan. Dengan begitu, produk kerajinan diharapkan dapat berkembang pesat. Menurut Presiden, modernisasi juga membuat produk kerajinan Tanah Air, termasuk usaha mikro kecil menengah (UKM) menjadi maju usahanya.
“Saya minta adanya modernisasi industri kerajinan yang dilakukan dari hulu sampai hilir,” kata Presiden Jokowi saat membuka pameran Kriyanusa 2017 yang diselenggarakan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (27/9).
Pameran yang bertema “Tingkatkan Kreativitas Wirausaha Muda Kriya Indonesia” digelar 27 September hingga 1 Oktober 2017. Presiden hadir bersama Ibu Negara Iriana Jokowi, istri Wakil Presiden (wapres) Jusuf Kalla, Mufida Jusuf Kalla.
Tampak hadir juga istri mantan Wapres Try Sutrisno, Tuti Sutiawati serta istri Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono. Selain itu, ada juga beberapa menteri Kabinet Kerja seperti Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Presiden menyatakan, bentuk modernisasi perlu dimulai dari mendapatkan bahan baku, pengolahan, pembuatan produk jadi, hingga kemasan sampai pemasaran.
“Saya minta kepada para pengrajin, pelaku UKM, jangan jalan sendiri-sendiri, harus jalan bersama membangun kelompok besar pengrajin,” ujarnya.
Presiden menambahkan, konsolidasi harus senantiasa diwujudkan agar skala ekonominya dapat lebih besar. Kerja bersama-sama itu, tegas Presiden, sangat penting sekali. Misalnya tempat kerja bersama untuk berproduksi. “Ini akan lebih efisien, akan lebih murah dibanding kalau kita jalan sendiri-sendiri,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Presiden beserta Ibu Negara mengenakan baju adat khas Batak, Sumatera Utara. Presiden mengenakan kemeja berwarna putih dengan kain songket Karo bercorak merah, hitam dan putih. Sortali atau topi tradisional khas Batak juga dikenakan Presiden.