Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno sampai saat ini masih menjadi penyumbang dana terbesar bagi kampanye pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Setelah Sandi, ada nama Prabowo yang berada di urutan kedua.
Per 31 Desember 2018, Sandiaga berkontribusi atas 73,1 persen penerimaan dana kampanye, atau setara Rp 39,5 miliar. Adapun Prabowo menyokong Rp 13,05 miliar atau 24,2 persen terhadap penerimaan dana kampanye.
Sandiaga menuturkan, dia dan Prabowo saling berkeluh kesah ihwal seretnya dana kampanye ini. “Saya sampaikan kesulitan dana ke beliau dan beliau juga menyampaikan kesulitan dana ke saya,” kata Sandiaga.
Sandiaga mengatakan selalu ada hambatan setiap kali berusaha menggalang dana. Bahkan para pengusaha yang merupakan rekanan bisnisnya dulu bergeming.
Selain dari Sandiaga dan Prabowo, sumber penerimaan dana kampanye ialah Partai Gerindra, sumbangan perseorangan, dan kelompok.
Namun persentasenya pun tak besar, berturut-turut hanya 2,6 persen, 0,1 persen, dan 0,1 persen. Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo yang baru saja dinobatkan sebagai orang kaya nomor 35 di Indonesia versi Majalah Forbes, juga belum menyumbang.
“Saya sudah sampaikan berkali-kali, Pak Hashim posisinya sama, masih dalam proses penggalangan dana dan sebagainya,” kata Sandiaga.
Dalam kurun dua bulan, Sandiaga telah beberapa kali melepas sahamnya di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Sandiaga mengakui hasil penjualan saham senilai Rp 500 miliar itu bakal digunakan untuk biaya kampanye.
Sebelumnya, kubu pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengakui bahwa partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Makmur kecuali Partai Gerindra belum memberikan sumbangan kampanye. Ini artinya, Partai Demokrat, Partai Kesejahteraan Rakyat (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN) belum menyumbang kepada Prabowo-Sandi.