Pemprov DKI Jakarta tak maksimal menggunakan anggaran tahun ini. Serapan anggaran terlalu rendah, sehingga sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) menggelembung.
Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, Pemprov DKI memang juara soal tingginya angka Silpa, beberapa tahun belakangan.
Sikap Anies-Sandi menghentikan kebijakan lelang konsolidasi dinilai tepat oleh Uchok. Lelang konsolidasi, kata Uchok, jadi salah satu penyebab buruknya serapan anggaran di zaman Ahok-Djarot.
Banyak pekerjaan mangkrak lantaran proyek tidak selesai tepat waktu. Akhirnya, anggaran tersebut menjadi tak terserap dengan baik dan masuk menjadi silpa.
’’Anies-Sandi juga harus mengebut revisi KUAPPAS 2018, agar pembangunan 2018 bisa berjalan normal,’’ kata Uchok ketika dihubungi Wartakotalive.com, Minggu (29/10/2017).
Diperkirakan, serapan APBD 2017 hanya mencapai 60-70 persen, dan Silpa sebesar Rp 6 tiliun-Rp 7 triliun.
’’Silpa DKI bisa bangun Sumut dan Nusa Tenggara Timur (NTT),” ucap Uchok.
Mantan aktivis PMII itu menerangkan, lambatnya penyerapan APBD terjadi karena terlalu seringnya bongkar pasang pejabat.
Maka itu, ke depan Anies-Sandi harus hati-hati melakukan pergantian pejabat. Wakil Ketua DPRD DKI Muhamad Taufik mengungkapkan, serapan APBD DKI jangan seluruhnya dibebankan kepada gubernur baru Anies Baswedan.
Kebijakan dan ketuk palu APBD 2017 ada di tangan gubernur sebelumnya, Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Menurut dia, ini tidak bisa dibebankan ke gubernur baru, karena situasi dan lingkungan pemerintah daerah yang lalu juga berpengaruh. ’
’Situasi di zamannya Ahok dan Djarot,” ujar Taufik.
Dia menjelaskan, penyerapan APBD yang baru 50 persen itu disebabkan cara kerja SKPD yang penuh ketakutan sebelumnya.
Tidak mungkin bagi Anies-Sandi menyerap sisa serapan hingga akhir tahun. Dalam sehari dengan asumsi penyerapan 80 persen, APBD Rp 70 triliun harus diserap sekitar ratusan miliar.
’’Mau mengerjakan apa sehari Rp100 miliar dalam sehari? Ini tuh disebabkan lingkungan kerja yang tidak nyaman. Mesti orang kerja penuh ketakutan,’’ tutur Taufik.